Hong Kong ternyata memiliki pasar malam mirip di Indonesia. Setidaknya pemandangan itulah yang ditemui Tribunnews.com ketika berkunjung wilayah bekas jajahan Inggris yang kini bergabung dengan China.
Pasar malam yang lebih dikenal dengan Ladies Market itu berada di daerah Mong Kok. Tribunnews.com menggunakan MRT (Mass Rapid Transportation) untuk mencapai pasar malam tersebut. Maklum, Tribunnews.com bermalam di Marcopolo Hotel di kawasan Peninsula Hong Kong yang berjarak tiga stasiun MRT dari Mong Kok.

Keinginan Tribunnews.com mengunjungi pasar tersebut bermula ketika warga lokal yang juga pemandu wisata "Smatfren Telecom Press Trip 2014" mengenalkan daerah tersebut.
"Mau cari barang murah, kita ke Ladies Market saja di Mong Kok," ujar Ayun dengan nada mengajak.
Pria kelahiran Bandung itu lalu mengajak Tribunnews.com dan sejumlah wartawan menyusuri kawasan sekitar hotel dengang berjalan kaki menuju stasiun MRT Tsim Sha Sui yang berjarak sekitar 400 meter. Saat itu waktu setempat menunjukkan pukul 18.30 waktu setempat.

Sesampainya di stasiun, Acun lalu mengajari Tribunnews.com membeli tiket menuju Mong Kok. Tiket dapat dibeli menggunakan mesin seperti ATM (Anjungan Tunai Mandiri).
"Kalau kita ingin bepergian sampai besok, lebih murah pakai tiket multitrip tapi kalau sekarang, kita beli tiket single trip saja. Disana kita beli lagi buat pulang," kata Acung menerangkan.
Harga tiket MRT dari stasiun Tsim Sha Sui menuju Mong Kok seharga 5 Dollar Hongkong atau setara dengan Rp7500. Harga tiket mengacu pada kurs 1 Dollar Hong Kong seharga Rp1500. Suasana ramai terlihat saat menuju peron kereta.

Sesekali terdengar mereka berbicara dengan menggunakan bahasa yang tidak asing di telinga. "Banyak warga Indonesia disini, jadi jangan heran dengar mereka ngobrol dengan bahasa Indonesia," imbuh Acung sambil mengajarkan cara penggunaan tiket MRT.
Penggunaan tiket tersebut tidak jauh berbeda dengan commuter line di Jakarta. Namun, hal yang berbeda di stasiun tersebut tidak adanya bangku tempat menunggu MRT. Maklum jarak kedatangan antar MRT hanya sekitar 3 menit saja.
Sedangkan waktu yang ditempuh dari Tsim Sha Sui menuju Mong Kok hanya sekitar dua menit. Sesampainya di Mong Kok kami menuju lokasi Ladie's Market. Sambil mengobrol, Tribunnews.com melihat majalah dewasa dengan mudahnya ditemui di agen-agen koran. Acun sepertinya melihat keheranan Tribunnews.com. Ia lalu menjelaskan majalah dewasa dijual bebas di Hong Kong. Tetapi, penempatannya ditaruh di bagian atas rak majalah.

Sebelum mencapai Ladies Market, Tribunnews.com sempat kesulitan mencari wc umum. Ternyata, Hong Kong memang sulit dijumpai di wc umum.
Selain itu, jangan harap wc tersebut bersih. Bau menyengat tercium dari luar wc umum. Ternyata, air urinoir tidak bekerja dengan baik. Begitu juga dengan saluran pembuangan. Tetapi warga Hong Kong sepertinya sudah terbiasa dengan kondisi wc itu.

Lokasi wc umum itu ternyata tidak jauh dengan Ladies Market. Pasar malam yang juga mirip dengan Jakarta itu membelah jalan Mong Kok sepanjang 2 kilometer. Pasar tersebut mengambil badan jalan di Mong Kok. Jalan ditutup mulai pukul 15.00 hingga 23.00 waktu setempat.
Memasuki Ladies Market mirip dengan di Indonesia, berbagai macam barang tersedia disana. Mulai dari gantungan kunci, magnet kulkas, syal, kaos, sepatu hinggga peralatan elektronik.

Adapula tas wanita dan power bank. Tapi hati-hati bila anda tertarik. Sebab, barang tersebut mayoritas barang aspal (asli tapi palsu). Sehingga harga yang ditawarkan jauh dibandingkan barang aslinya. Selain itu, Acun juga mengingatkan agar kami tidak memegang barang dagangan bila tidak tertarik membeli.
"Ya, seperti memegang kaos, sudah pegang, lalu menawar ternyata tidak jadi beli. Jangan sampai seperti itu. Penjual pasti langsung memberikan kantung plastik sehingga pembeli harus membeli barang itu," kata Acun mengingatkan.

Tetapi, pembeli juga harus berani menawar kepada penjual untuk mendapatkan harga termurah. Seperti harga kaos yang dijual 100 Dolar Hong Kong untuk 5 potong. Sedangkan mainan mobil anak-anak dilepas 4 buah dengan harga 100 dolar Hong Kong.

Seperti pengalaman yang dialami rekan media, dimana ia memperoleh 10 buah magnet penghias kulkas dengan harga 100 dolar Hong Kong. Padahal harga yang ditawarkan penjual pertama kali yakni 100 dolar Hong Kong untuk lima buah magnet penghias kulkas. Hal yang sama juga untuk gantungan kunci. Terang saja sejumlah wartawan langsung memborong barang tersebut untuk cinderamata.
"Saya beli juga potong kuku berbentuk gantungan kunci. Buat oleh-oleh teman-teman," kata Icha Rastika dari Kompas.com.

Berjalan menyusuri Ladies Market memang cukup melelahkan. Sekali keliling wilayah tersebut menghabiskan waktu sekitar 45 menit. Itu belum ditambah dengan tawar-menawar barang.
Menjelang pukul 22.00, Tribunnews.com bersama rekan wartawan memutuskan untuk kembali ke hotel setelah lelah berkeliling dan mendapatkan sejumlah cinderamata. Nah, bagi anda yang berwisata ke Hong Kong, jangan lupa berkunjung ke Ladies Market.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Explorers © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top